Minggu, 24 Juni 2012

Penetapan 1 Ramadhan 2012

Bulan depan insya allah umat muslim kedatangan tamu agung yakni bulan ramadhan dan akan melaksanakan suatu kewajiban bagi orang muslim yang beriman, seperti yang tertuang dalam QS: albaqarah. seperti yang telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, sepertinya untuk penetapan 1 ramadhan tahun ini juga akan mengalami perbedaan.
seperti di oleh Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Infor­masi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Dja­maluddin. Melalui email yang dia kirim langsung dari Wina kemarin, guru besar sekaligus anggota Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Aga­ma (Kemenag) itu mema­par­kan hasil pengamatannya ter­hadap posisi bulan.

Thomas menuturkan, sete­lah mengamati posisi bulan dia menyimpulkan jika nantinya akan ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan. Dia menjelaskan, pemerintah melalui Kemenag akan menjalankan pengamatan bulan atau rukyatul hilal pada 19 Juli 2012 nanti.

Dari perjalanan bulan, dike­tahui bahwa pada maghrib akhir Sya’ban atau 19 Juli 2012 nanti bulan telah wujud atau tampak di Indonesia. Akan tetapi ketinggiannya kurang dari im­kan rukyat. Ketentuan Imkan rukyat menggunakan kriteria yang disepakati ketinggian bulan minimal 2 derajat.

Nah, karena pada 19 Juli 2012 bulan sudah wujud tetapi kurang dari 2 derajat, maka pengguna hisab wujudul hilal akan menetapkan awal Rama­dhan jatuh pada 20 juli. Peng­gu­na hisab wujudul hilal ini di anta­ranya adalah Muham­madiyah.

Sedangkan ormas yang me­ng­­gunakan hisab imkan ruk­yat akan menetapkan 1 Ramadhan pada 21 Juli. Se­men­tara itu, posisi hilal yang rendah tadi (antara 0-2 derajat) tidak mungkin akan berhasil di-rukyat pada 19 Juli. Maka peng­guna rukyat kemungkinan be­sar menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 21 Juli. Pengguna rukyat ini di antaranya adalah pemerintah dan NU (Nahdlatul Ulama).

Thomas menyimpulkan, Muhammadiyah berpotensi mengawali berpuasa ketim­bang ketetapan pemerintah yaitu pada 20 Juli 2012. Semen­tara pemerintah dan biasanya diikuti ormas-ormas lain ter­utama NU, akan menjalankan ibadah puasa mulai 21 Juli 2012.
 ”Potensi perbedaan hanya pada 1 Ramadhan. Untuk 1 Syawal atau lebaran berpotensi kompak,” kata dia. Penetapan 1 Syawal yang kompak ini terja­di karena posisi bulan sudah cukup tinggi pada akhir Ra­madhan.

Sementara itu, potensi per­bedaan penetapan tanggal pen­ting dalam kalender Islam bakal terajadi saat penetapan Dzulqaidah 1433 H. Menurut perhitungan Muhammadiyah, 1 Dzulqaidah 1433 H jatuh pada 17 September 2012 M. Se­dangkan menurut ormas lain yang menggunakan kriteria imkan rukyat, 1 Dzulqaidah 1433 H jatuh pada 18 September 2012 M.

Thomas menuturkan, umat Islam di Indonesia sudah meng­awali permulaan kalender hijriyah dengan perbedaan. Ini terjadi ketika Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram (bu­lan pertama hijriyah) 1433 H pada 26 November 2011. Se­mentara sebagian ormas lain yang mengghunakan hisab imkan rukyat menjatuhkan 1 Muharram 1433 H pada 27 November 2011.

”Sebenarnya kita bisa ber­satu, jika kita mau mem­per­satukan kriterianya,” tutur Thomas. Kriteria yang bisa diper­satukan menurut Thomas itu adalah, batasan yang menen­tukan awal bulan. Dia menya­yangkan gerakan tajdid atau pembaruan Muhammadiyah yang dipelopori KH Ahmad Dahlan tidak berlanjut.

Akibatnya, menurut Thomas, saat ini warga Mu­ham­ma­diyah gigih mempertahankan kriteria hisab wujudul hilal yang usang dan atas dasar taqlid (pengekor). ”Sejatinya, kita hanya selangkah lagi me­nyatukan kalender Islam di Indo­ne­sia,” ujarnya.

Terkait adanya perbedaan dalam penetapan 1 ramadhan , penulis tetap mengucapkan selamat menjalankan ibadah siam /puasa di tahun ini. semoga amal ibdah kita di terima ALLAH SWT. 





artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar