Bulan depan insya allah umat muslim kedatangan tamu agung yakni bulan ramadhan dan akan melaksanakan suatu kewajiban bagi orang muslim yang beriman, seperti yang tertuang dalam QS: albaqarah. seperti yang telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, sepertinya untuk penetapan 1 ramadhan tahun ini juga akan mengalami perbedaan.
seperti di oleh Deputi Bidang Sains,
Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin. Melalui email yang dia
kirim langsung dari Wina kemarin, guru besar sekaligus anggota Badan
Hisab dan Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) itu memaparkan hasil
pengamatannya terhadap posisi bulan.
Thomas menuturkan, setelah
mengamati posisi bulan dia menyimpulkan jika nantinya akan ada potensi
perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan. Dia menjelaskan, pemerintah
melalui Kemenag akan menjalankan pengamatan bulan atau rukyatul hilal
pada 19 Juli 2012 nanti.
Dari perjalanan bulan,
diketahui bahwa pada maghrib akhir Sya’ban atau 19 Juli 2012 nanti
bulan telah wujud atau tampak di Indonesia. Akan tetapi ketinggiannya
kurang dari imkan rukyat. Ketentuan Imkan rukyat menggunakan kriteria
yang disepakati ketinggian bulan minimal 2 derajat.
Nah, karena pada 19 Juli 2012
bulan sudah wujud tetapi kurang dari 2 derajat, maka pengguna hisab
wujudul hilal akan menetapkan awal Ramadhan jatuh pada 20 juli.
Pengguna hisab wujudul hilal ini di antaranya adalah Muhammadiyah.
Sedangkan ormas yang
menggunakan hisab imkan rukyat akan menetapkan 1 Ramadhan pada 21
Juli. Sementara itu, posisi hilal yang rendah tadi (antara 0-2
derajat) tidak mungkin akan berhasil di-rukyat pada 19 Juli. Maka
pengguna rukyat kemungkinan besar menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 21
Juli. Pengguna rukyat ini di antaranya adalah pemerintah dan NU
(Nahdlatul Ulama).
Thomas menyimpulkan,
Muhammadiyah berpotensi mengawali berpuasa ketimbang ketetapan
pemerintah yaitu pada 20 Juli 2012. Sementara pemerintah dan biasanya
diikuti ormas-ormas lain terutama NU, akan menjalankan ibadah puasa
mulai 21 Juli 2012.
”Potensi perbedaan hanya pada 1
Ramadhan. Untuk 1 Syawal atau lebaran berpotensi kompak,” kata dia.
Penetapan 1 Syawal yang kompak ini terjadi karena posisi bulan sudah
cukup tinggi pada akhir Ramadhan.
Sementara itu, potensi
perbedaan penetapan tanggal penting dalam kalender Islam bakal
terajadi saat penetapan Dzulqaidah 1433 H. Menurut perhitungan
Muhammadiyah, 1 Dzulqaidah 1433 H jatuh pada 17 September 2012 M.
Sedangkan menurut ormas lain yang menggunakan kriteria imkan rukyat, 1
Dzulqaidah 1433 H jatuh pada 18 September 2012 M.
Thomas menuturkan, umat Islam di
Indonesia sudah mengawali permulaan kalender hijriyah dengan
perbedaan. Ini terjadi ketika Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram (bulan
pertama hijriyah) 1433 H pada 26 November 2011. Sementara sebagian
ormas lain yang mengghunakan hisab imkan rukyat menjatuhkan 1 Muharram
1433 H pada 27 November 2011.
”Sebenarnya kita bisa bersatu,
jika kita mau mempersatukan kriterianya,” tutur Thomas. Kriteria yang
bisa dipersatukan menurut Thomas itu adalah, batasan yang menentukan
awal bulan. Dia menyayangkan gerakan tajdid atau pembaruan Muhammadiyah
yang dipelopori KH Ahmad Dahlan tidak berlanjut.
Akibatnya, menurut Thomas, saat
ini warga Muhammadiyah gigih mempertahankan kriteria hisab wujudul
hilal yang usang dan atas dasar taqlid (pengekor). ”Sejatinya, kita
hanya selangkah lagi menyatukan kalender Islam di Indonesia,”
ujarnya.
Terkait adanya perbedaan dalam penetapan 1 ramadhan , penulis tetap mengucapkan selamat menjalankan ibadah siam /puasa di tahun ini. semoga amal ibdah kita di terima ALLAH SWT.